Friday, June 7, 2013

SOSIALISASI KURANG, GOLPUT MENANG

Komisioner dan tamu undangan dalam acar rapat pleno rekap suara
Demak, Sosialisasi Pemilihan Gubernur 2013 (Pilgub) yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU Kabupaten Demak dinilai tidak maksimal serta tidak masif (besar-besaran). Terbukti, hingga usai penyelenggaraan pemungutan suara yang dilakukan pada hari minggu (26/5) kemarin partisipasi masyarakat demak dalam pilgub Jateng hanya sebesar 45% saja, boleh jadi ini merupakan partisipasi masyarakat yang paling rendah sepanjang pelaksanaan pilkada. Sedangkan pada level Jawa Tengah diperkirakan angka partisipasi warga di bawah 60 persen.

Pembukaan berita acara dan lampirannya disaksikan oleh panwaslu dan saksi
''Memang angka partisipasinya diperkirakan sangat rendah. Biasanya, angka partisipasi pilkada tak sampai di bawah 60 persen. Namun dalam Pilgub kali ini, menurut data yang kami miliki, tingkat pastisipasi masyarakat di bawah 50 persen,'' kata ketua Panwaslu Khoirul Saleh, ketika ditemui di kantornya.

Khoirul mengaku sudah tahu angka pastinya karena proses rekapitulasi suara di tingkat PPK sudah selesai dilakukan, dan hanya tinggal menunggu rekapitulasi oleh KPU Kabupaten Demak yang akan dilaksanakan besok Sabtu, (1/6). Dari berbagai model penghitungan yang dilakukan pihak lain di luar KPU, seperti desk pilgub di masing-masing kabupaten/kota, angka pastisipasi pemilih di kabupaten Demak memang di bawah 50 persen.

Dia menyebutkan partisipasi rendah pemilih ini, disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, karena kebijakan KPU Jateng untuk tetap mencantumkan warga yang tidak tinggal di Jateng. Alasan mereka mungkin akan pulang dan menggunakan hak pilihnya pada saat pilgub. Kedua, karena sosialisasi yang dilaksanakan oleh masing-masing calon gubernur berikut partai pengusungnya, dinilai tidak maksimal. Hal ini bisa dibuktikan dengan sedikitnya acara rapat umum yang dilakukan masing-masing calon.


Menurut Khoirul, dari ketiga pasangan calon yang bertarung dalam Pilgub Jateng, semua pasangan tidak ada yang melakukan acara rapat umum di Kabupaten Demak. Pasangan Bibit Waluyo-Sudijono hanya sekali melakukan kampanye yang dipusatkan di RM. Tirto Tawar Wonosalam, sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko juga hanya sekali melakukan kampanye yaitu “blusukan” di pasar Mranggen bersama ikon PDI Perjuangan Jokowi. Sementara pasangan lainnya, Hadi Prabowo-Don Murdono, bahkan tidak tercatat pernah melakukan rapat umum ataupun blusukan.
Ketua KPU menandatangani berita acara penghitungan suara

Selain itu, angka massa mengambang atau swing voter yang memang sudah menentukan sikap untuk tidak memilih dalam Pilgub Jateng, memang cukup tinggi. ''Kalau ini, biasanya didominasi oleh golongan terpelajar. Mereka sejak awal memang sudah tidak ingin menentukan sikap dalam pilgub,'' katanya.

Angka partisipasi rendah dari pemilih bisa diindikasikan dari angka partisipasi pilgub di Kabupaten Demak. dari data penghitungan 1.773 TPS yang sudah dihitung, jumlah warga yang menggunakan hak pilihnya hanya tercatat 386.657 pemilih dari 839.022 total jumlah pemilih.

KPU, Panwaslu dan saksi berfoto bersama setelah penyerahan berita 
acara rekap
Tidak tersosialisasikannya Pilgub merupakan tanggungjawab KPU. Hal ini bisa dinilai, KPU tidak masif dalam mensosialisasikan Pilgub. Padahal, Pilgub adalah pesta demokrasi yang penting untuk menentukan perkembangan Provinsi Jawa Tengah kedepan. “Sosialisasi Pilgub harus dilakukan secara sistemik. Artinya, semua komponen KPU, PPK, dan PPS harus kompak. Saya melihat, sosialisasi yang dilakukan oleh ketiga komponen ini masih sporadis (se-waktu-waktu, red),”tuturnya.

KPU seharusnya berkaca terhadap tingkat partisipasi Pilbup periode 2011 lalu. Dalam hal ini, tingkat partisipasinya masih rendah. Banyak warga tidak menyalurkan suaranya. terlebih, warga Demak yang berada di perantauan. (UN).

No comments:

Post a Comment